PENYEBAB DAN DAMPAK LUMPUR LAPINDO
DI PORONG SIDOARJO JAWA TIMUR
Dosen Pengampu :
Annas Vijaya, MTI.
Dibuat Oleh :
Kharisma Dharma Pertiwi – 321210007
Program Studi :
Sistem Informasi
Fakultas :
Sains dan Teknologi
Universitas Ma Chung Malang
Tahun ajaran 2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan rahmat dan kuasa-Nya, kami Program Studi Sistem Informasi
mata kuliah Etika Profesi dapat menyelesaikan tugas makalah ilmiah dengan judul
“Penyebab dan Dampak Lumpur Lapindo” yang
sesuai dengan permintaan dosen pengampu mata kuliah ini.
Makalah ini berisi tentang beberapa
penyebab semburan lumpur lapindo pada 29 Mei 2006 di Porong Sidoarjo Jawa Timur
dan beberapa dampak yang diakibatkan dari adanya semburan tersebut. Dan juga
disertai dengan beberapa upaya untuk menanggulanginya.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan dalam isi informasi yang disediakan, oleh
karena itu kamu membutuhkan kritik dan saran untuk evaluasi dan perbaikan kami.
Akhir kata, kami ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang ter,ibat dalam pembuatan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I.
PENDAHULUAN
4
1.
Latar Belakang
4
2.
Identifikasi Masalah
4
3.
Pembatasan Masalah
4
4.
Perumusan Masalah
4
BAB II.
PEMBAHASAN
5
1.
Penyebab Luapan Lumpur Lapindo
5
2.
Dampak Luapan Lumpur Lapindo
6
3.
Upaya Penanggulangan Luapan Lumpur Lapindo
7
BAB III.
PENUTUP
8
Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
9
BAB.I PENDAHULUAN
Lingkungan merupakan tempat di mana
makhuk hidup tinggal, bersosial, bertingkah laku, dan beradaptasi. Pengaruh
lingkungan sangatlah besar terhadap ekosistem disekitarnya, oleh karena itu,
lingkungan harus selalu dijaga.
1. LATAR BELAKANG
Manusia
adalah makhul yang mempunyai daya pikir dan daya nalar yang tinggi dibandingkan
makhluk lainnya. Oleh karena itu manusia disebut makhluk hidup yang paling
aktif. Salah satunya yaitu aktif dalam mengelolah dan mengubah ekosistem yang
ada di lingkungannya. Sebagian besar kebutuhan manusia diperoleh dari
lingkungan, oleh karena itu manusia harus menjaga lingkungan.
Hubungan
manusia dengan lingkungan tidak dapat dipisahkan, karena manusia masih
memerlukan alam, alam pun juga memerlukan manusia untuk merawatnya dan
memliharanya. Namun, kadang campur tangan manusia menimbulkan beberapa dampak
yang kurang baik bagi lingkungannya. Seperti yang terjadi di Porong Sidoarjo,
yaitu meluapnya lumpur panas di kawasan penduduk pada tanggal 29 Mei 2006.
Lumpur yang bercampur dengan gas metana yaitu gas beracun telah meresahkan
warga, karena lumpur ini telah menenggelamkan desa-desa di kawasan tersebut.
Dan tidak menutup kemungkinan akan menenggelamkan lebih banyak lagi desa-desa
yang lain.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan tentang luapan lumpur lapindo adalah masalah yang sudah lama diketahui oleh masyarakat. Masalah ini perlu ada cukup menggemparkan orang banyak di Indonesia. Oleh karena itu, akan dibahas beberapa hal mengenai luapan lumpur lapindo tersebut. Pembahasan akan lebih banyak menyangkut tentang penyebab luapan lumpur lapindo yang melibatkan PT Lapindo Brantas serta dampak-dampak yang ditimbulkan.
3. PEMBATASA MASALAH
Batasan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini hanya tentang perkiraan penyebab terjadinya luapan lumpur lapindo oleh PT Lapindo Brantas. Dan juga beberapa dampak yang dialami oleh warga korban dan sekitar serta upaya penanggulannya.
4. PERUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang
menyebabkan luapan lumpur lapindo di Porong Sidiarjo ?
2. Bagaimana sikap pihak-pihak terkait atas terjadinya luapan lumpur lapindo di Porong Sidoarjo ?
3. Bagaimana kondisi pasca terjadinya luapan lumpur lapindo ?
2. Bagaimana sikap pihak-pihak terkait atas terjadinya luapan lumpur lapindo di Porong Sidoarjo ?
3. Bagaimana kondisi pasca terjadinya luapan lumpur lapindo ?
BAB. II PEMBAHASAN
1.
PENYEBAB LUAPAN
LUMPUR LAPINDO
Sebenarnya
ada beberapa hal yang diduga sebagai penyebab terjadinya luapan lumpur lapindo,
seperti kaitannya dengan gempa Yogyakarta yang berlangsungpada hari yang sama,
aspek politik yaitu eksplorasi migas oleh pemerintah,dan aspek ekonomis yaitu untuk menghemat dana
pengeluaran, maka PT Lapindo sengaja tidak memask casing pada sumur BPJ-1.
Salah
satu dari ketiga perkiraan yang sudah umum diketahui banyak orang tentang
penyebab meluapnya lumpur lapindo di Porong Sidoarjo 29 Mei 2006 lalu adalah PT
Lapindo Brantas yang waktu itu sedang melakukan kegiatan di dekat lokasi
semburan.
Kegiatan
yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas waktu iu adalah pengeboran sumur Banjar
Panji-1 (BPJ-1) pada awal maret 2006, kegiatan tersebut bekerjasama dengan
perusahaan kontraktor pengeboran yaitu PT Medici Citran Nusantara.
Dugaan atas meluapnya lumpur tersebut kepada PT Lapindo Brantas
adalah kurang telitinya PT Lapindo dalam melakukan pengeboran sumur dan terlalu
menyepelekan. Dua hal tersebut sudah tampak ketika rancangan pengeboran
akhirnya tidak sesuai dengan yang ada dilapangan. Rancangan pengeboran adalah
sumur akan dibor dengan kedalaman 8500 kaki (2590 meter) untuk bisa mencapai
batu gamping. Lalu sumur tersebut dipasang casing
yang bervariasi sesuai dengan
kedalaman sebelum mencapai batu gamping.
Awalnya, PT Lapindo sudah memasang casing 30 inchi pada kedalaman 150 kaki, 20 inchi pada 1195 kaki,
16 inchi pada 2385 kaki dan 13-3/8 inchi pada 3580 kaki. Namun setelah PT
Lapindo mengebor lebih dalam lagi, mereka lupa memasang casing. Mereka berencana akan memasang casing lagi setelah mencapai/menyentuh titik batu gamping. Selama
pengeboran tersebut, lumpur yang bertekanan tinggi sudah mulai menerobos, akan
tetapi PT Lapindo masih bisa mengatasi dengan pompa lumpur dari PT Medici.
Dan setelah kedalam 9297 kaki, akhirnya mata bor menyentuh batu
gamping. PT Lapindo mengira target sudah tercapai, namun sebenarnya mereka
hanya menyentuh titik batu gamping saja. Titik batu gamping itu banyak lubang
sehingga mengakibatkan lumpur yang digunakan untuk melawan lumpur dari bawah sudah
habis, lalu PT Lapindo berusaha menarik bor, tetapi gagal, akhirnya bor
dipotong dan operasi pengeboran dihentikan serta perangkap BOP (Blow Out Proventer) ditutup. Namun
fluida yang bertekanan tinggi sudah terlanjur naik ke atas sehingga fluida
tersebut harus mencari jalan lain untuk bisa keluar. Itu lah yang menyebabkan
penyemburan tidak hanya terjadi di sekitar sumur melainkan di beberapa tempat.
Oleh karena itu terjadilah semburan lumpur lapindo.
2.
DAMPAK LUAPAN
LUMPUR LAPINDO
Akibat/dampak
yang ditimbulkan dari semburan lumpur lapindo sangatlah banyak, terutama bagi
warga sekitar. Dampak yang ditimbulkan menyangkut beberapa aspek, seperti
dampak sosial dan pencemaran lingkungan.
Ada
beberapa dampak sosial yang terjadi akibat luapan lumpur lapindo, misal dampak
terhadap perekonomian di Jawa Timur, dampak kesehatan, dan dampak pendidikan.
Dampak
pada perekonomian mengakibatkan PT Lapindo melalui PT Minarak Lapindo Jaya
mengeluarkan dana untuk mengganti tanah masyarakat dan membuat tanggul sebesar
6 Triliun Rupiah. Tinggi genangan lumpur yang mencapai 6 meter di pemukiman
warga sudah membuat warga rugi atas rumah/tempat tinggal, lahan pertaniannya
dan perkebunan yang rusak. Pabrik-pabrik pun rusak tidak bisa difungsikan untuk
proses produksi, sarana dan prasarana (jaringan telepon dan listrik) juga tidak
dapat berfungsi, serat terhambatnya ruas jalan tol Malang-Surabaya yang
mengakibatkan aktivitas produksi dari Mojokerto dan Pasuruan yang selama ini
menjadi salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Gas
Metana yang beracun tersebut banyak menyebabkan penyakit bagi warga yang
menghirupnya. Tercatat dampak kesehatan di Puskesmas Porong menunjukkan banyaknya
penderita infeksi saluran pernafasan yang semakin meningkat sejak 2006 lalu
hingga mencapai 52.543 orang di 2009. Dan juga penderita gastritis melonjak
hingga 22.189 orang di 2009 yang sebelumnya tercatat 7.416 di 2005.
Untuk
masalah pendidikan, ada 33 sekolah tenggelam dalam lumpur dan sampai Juni 2012
belum ada sekolah yang dibangun sebagi pengganti. Akhirnya pendidikan yang
harusnya dirasakan oleh pelajar harus terbengkelai.
Dampak
berikutnya adalah pencemaran lingkungan, dampak ini sebenarnya sudah berhubungan
dengan dampak-dampak yang lain, dampak kesehatan misalnya. Dari lingkungan yang
lama setelah semburan lumpur tak tertanggulangi akan menimbulkan pencemaran
yang luar biasa. Pencemaran ini sungguh merugikan sekali, karena lingkungan
yang sangat berdampak dengan aktivitas manusia harus punah dan tidak bisa
digunakan lagi.
Dampak-dampak
yang timbul telah lama dimintai pertanggungjawaban oleh warga. Namun warga
belum merasakan ganti rugi oleh PT Lapindo serta tindakan pemerintah atas
meluapnya lumpur panas tersebut. Akhirnya perpecahan mulai muncul antara
pemerintah, PT Lapindo Brantas dan warga korban lumpur lapindo.
3.
UPAYA
PENANGGULANGAN LUAPAN LUMPUR PALINDO
Upaya
yang dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur lapindo adalah dengan
membangun tanggul desekitar luapan lumpur panas itu. Namun tanggul yang
dibangun bisa sewaktu-waktu jebol karena lumpur setiap hari terus meluap naik.
Hingga akhirnya direncanakan akan membangun beberapa waduk untuk membendung
lumpur tersebut. Namun rencana tersebut batal tanpa sebab yang jelas.
Ada
beberapa pihak yang mengatakan bahwa luapan lumpur bisa diatasi dengan
melakukan beberapa skenario, namun hingga 2009 luapan tidak bisa dihentikan
yang artinya luapan ini adalah fenomena alam yang akan susah ditanggulangi tanpa
ijin Tuhan.
Beberapa
skenario yang dikatakan diatas antara lain :
1.
Menggunakan
suatu sistem yang disebut Snubbing Unit
yaitu sistem peralatan bertenaga hidraulik yang umumnya digunakan untuk
pekerjaan di dalam sumur yang sudah ada. Rencananya Snubbing Unit digunakan
untuk mencapai rangkaian mata bor yang tertinggal didalam sumur, jika mata bor
ditemukan maka bor tersebut akan didorong masuk kedalam sumur lalu dasar sumur
akan dututp dengan semen dan lumpur berat. Tetapi rencana ini gagal karena bor
gagal didorong masuk kedalam sumur.
2.
Rencana
pengeboran miring menghindari mata bor yang tertinggal.Namun rencana ini juga
gagal hingga akhirnya sumur BPJ-1 ditutup secara permanen.
3.
Pembuatan
sumur-sumur baru di sekitar sumur BPJ-1. Ada tiga sumur yang dibangun, yaitu
sumur pertama dibangun sekitar 500 meter barat daya sumur BPJ-1, sumur kedua
dibangun sekitar 500 meter barat laut sumur BPJ-1, dan sumur ketiga dibangun
sekitar utara timur laut dari sumur BPJ-1. Sumur-sumur tersebut digunakan untuk
mengepung retakan-retakan tempat keluarnya lumpur. Rencana ini gagal karena
bermasalah dengan biaya yang begitu mahal dan memakan waktu .
BAB. III PENUTUP
KESIMPULAN
Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia
seperti mineral, minyak, batu bara, dan gas juga dapat memberikan dampak yang
berbahaya bagi Indonesia. Lingkungan yang ada disekitar kita hendaklah dijaga
dan dirawat sebaik mungkin. Karena dengan lingkungan yang nyaman tentu
kehidupan kita sebagai manusia akan terjamin. Manusia bertanggungjawab atas
lestarinya alam semesta, karena ketergantungan kita dengan apa yang ada di alam
ini.
Luapan Lumpur Lapindo yang sampai saat ini sudah ±8
tahun sejak 29 Mei 2006 menunjukkan bahwa manusia telah lalai dan terlalu
meremehkan atas alam. Akibat luapan tersebut manusia juga yang rugi. Banyak
dampak yang ditimbulkan seperti dampak sosial yang meliputi perekonomian di
Jawa Timur, kesehatan, dan pendidikan serta pencemaran lingkungan.
Namun dampak-dampak yang timbul sampai saat ini juga
tak kunjung terselesaikan, bahkan luapan lumpur semakin hari semakin bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Anon,
2012, Kajian Masalah Lingkungan Lumpur
Lapindo, viewed 31 August 2012, <http://muhamadherliansyah.blogspot.com/2012/06/kajian-masalah-lingkungan-lumpur.html>
Anon,
2012, Wikipedia, viewed 31 August 2013, <http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas_Sidoarjo>
Anda bisa download file PDFnya disini
terimaksih infonya....
BalasHapus